Thursday, August 10, 2017

Mampir di Pos Lintas Batas Negara Republik Indonesia-Timor Leste

Mampirlah di Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste. Tentu hal itu bukan wisata biasa. Sejak tahun 2002, ketika Timor Timur lepas menjadi negara sendiri, maka mulailah dibuat Pos Lintas Batas Negara di antara keduanya.

Kedua negara ini dipisahkan dengan jembatan yang membentang di tepi pantai. Kurnia Yustiana di laman detik travel pernah menuturkan pengalamannya mampir di Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste. Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste ini dapat dicapai dengan berkendara sekitar 1 jam dari Atambua.

Sesampai di perbatasan, Anda dapat melihat sebuah gerbang besar. Jika berjalan terus, nantinya Anda akan bertemu jembatan di tepi pantai yang menjadi gerbang resmi perbatasan. Tentunya Anda harus menyiapkan paspor untuk bisa melewati perbatasan.

[caption id="attachment_1714" align="aligncenter" width="640"] Berpose di tapal batas Republik Indonesia - Timor Leste (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Mampir di Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste tentu sudah cukup, bila Anda memang tidak mempunyai paspor untuk masuk. Namun jika Anda mendapat ijin dan mempunyai paspor, silahkan nikmati perjalanan Anda hingga menapak negara Timor Leste.

Ketahuilah, di Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste yang terletak di bibir pantai ini, menyajikan pemandangan pantai nan elok. Di seberang jembatan batas negara, terhampar pantai membiru yang memberikan landscape tersendiri.

Nah, apa menariknya wisata di Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste? Tentu ini berbeda dengan wisata perbatasan antar negara misalnya yang paling terkenal di The Joint Security Area (JSA) dimana di sana ada wilayah yang disebut the Korean Demilitarized Zone (DMZ) antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Wisata Pos Lintas Batas Negara RI-Timor Leste merupakan nostalgia, namun sekaligus juga penerimaan bahwa Anda adalah warga dunia yang saling hormat menghormati. Nostalgia kenangan sejarah panjang baik luka maupun suka masa lalu.

Namun, walaupun alam yang tak jauh berbeda, pemandangan sekarang menjadi berubah. Anda dapat melihat mobil-mobil peninggalan Pasukan UN Ford Everest atau Ford Ranger yang bertuliskan “policia,” sebutan polisi dalam bahasa Portu. Begitu juga, di warung perbatasan, Anda akan temui minuman kemasan kaleng “Sagiko,” minuman import dari Vietnam.
Load disqus comments

0 comments