Tentu transaksi “Tedong” di pasar ini, mempunyai caranya yang khas untuk “uji tuntas” atau sering disebut due diligence dalam lantai bursa. Transaksi benar-benar mempunyai kriteria ketat, bahkan sulit untuk dinalar dalam transaski jual beli hewan pada umumnya.
Harga kerbau bahkan bisa mencapai miliaran, tergantung tipe atau jenis yang menentukan kastanya. Biasanya, kerbau akan dilihat dari ukuran, bentuk, tanduk serta perpaduan warnanya.
Kerbau yang paling mahal, adalah kerbau “Saleko” atau sering disebut kerbau bule. Menurut laman torajaparadise.com, harganya bisa sangat fantastis mencapai miliaran rupiah. Cirinya, kerbau mempunyai warna kulit yang unik, perpaduan warna dasar putih serta belang hitam, dengan tanduk kuning gading serta bola mata berwarna putih. Sedangkan kerbau yang paling murah, disebut sebagai kerbau Kudu yaitu kerbau hitam biasa.
[caption id="attachment_1751" align="aligncenter" width="640"]
Mengapa, transaksi “Tedong” begitu mahal, hal itu karena menyangkut ritual adat “Rambu Solo” sebuah ritual upacara pemakaman. Sebuah ritual yang sering disebut Aluk Rampe Matampu. Sebuah ritus pemakaman yang berarti “sesudah pukul 12, ketika matahari sudah berada di sebelah barat.”
Hal itu, menyangkut sebuah pandangan budaya bahwa selama hidup ini, masyarakat Toraja hendaknya bekerja keras untuk mengumpulkan kekayaan yang harapannya untuk mengirimkan mereka selamat menuju haribaan surga. Maka, transaksi “Tedong” yang begitu mahal, bukan sesuatu yang menggelisahkan bagi mereka.
Benar, kata orang, istilah Toraja berasal dari bahasa Bugis, riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas." Untuk itu, jangan lupa ya, jika berkunjung ke Tana Toraja, mampirlah ke Pasar Bolu Rantepao Toraja Utara. Bukan sekadar pasar biasa, Pasar Bolu menyajikan sebuah fenomena budaya yang khas dan mewarnai pesona Indonesia ini.
0 comments