Friday, August 11, 2017

Transaksi Tedong di Toraja, Ketika Seekor Kerbau Begitu Bermakna

Menikmati eksotisme Toraja belumlah komplit bila belum mampir di Pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara. Sebuah pasar yang unik, karena pada hari-hari tertentu akan ramai proses transaksi “Tedong” atau kerbau yang dikhususkan untuk upacara adat pemakaman Toraja. Tak ayal, sebuah proses transaski yang mungkin melebihi bursa efek, dimana milyaran uang uang mengalir.

Tentu transaksi “Tedong” di pasar ini, mempunyai caranya yang khas untuk “uji tuntas” atau sering disebut due diligence dalam lantai bursa. Transaksi benar-benar mempunyai kriteria ketat, bahkan sulit untuk dinalar dalam transaski jual beli hewan pada umumnya.

Harga kerbau bahkan bisa mencapai miliaran, tergantung tipe atau jenis yang menentukan kastanya. Biasanya, kerbau akan dilihat dari ukuran, bentuk, tanduk serta perpaduan warnanya.

Kerbau yang paling mahal, adalah kerbau “Saleko” atau sering disebut kerbau bule. Menurut laman torajaparadise.com, harganya bisa sangat fantastis mencapai miliaran rupiah. Cirinya, kerbau mempunyai warna kulit yang unik, perpaduan warna dasar putih serta belang hitam, dengan tanduk kuning gading serta bola mata berwarna putih. Sedangkan kerbau yang paling murah, disebut sebagai kerbau Kudu yaitu kerbau hitam biasa.

[caption id="attachment_1751" align="aligncenter" width="640"] Kerbau-kerbau yang menanti pembeli di Pasar Bolu Rantepao, Toraja Utara. (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Mengapa, transaksi “Tedong” begitu mahal, hal itu karena menyangkut ritual adat “Rambu Solo” sebuah ritual upacara pemakaman. Sebuah ritual yang sering disebut Aluk Rampe Matampu. Sebuah ritus pemakaman yang berarti “sesudah pukul 12, ketika matahari sudah berada di sebelah barat.”

Hal itu, menyangkut sebuah pandangan budaya bahwa selama hidup ini, masyarakat Toraja hendaknya bekerja keras untuk mengumpulkan kekayaan yang harapannya untuk mengirimkan mereka selamat menuju haribaan surga. Maka, transaksi “Tedong” yang begitu mahal, bukan sesuatu yang menggelisahkan bagi mereka.

Benar, kata orang, istilah Toraja berasal dari bahasa Bugis, riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas." Untuk itu, jangan lupa ya, jika berkunjung ke Tana Toraja, mampirlah ke Pasar Bolu Rantepao Toraja Utara. Bukan sekadar pasar biasa, Pasar Bolu menyajikan sebuah fenomena budaya yang khas dan mewarnai pesona Indonesia ini.
Read more

Berkunjung ke 'Negeri Atap Angin' Toraja

Memang benar, ketika Anda mengunjungi Tana Toraja, Anda akan disuguhi fenomena budaya yang unik dan eksotis menyangkut kematian dan pemakaman. Maka, benar apa yang sering dikatakan banyak orang, mengunjungi Tana Toraja seperti memasuki negeri “atap angin” (highlanders).

Dalam laman ancient-origins.net, pada zaman sebelum Belanda mendatangi Tana Toraja, ada banyak permukiman otonom yang mempraktikkan animisme. Sebagian besar dari mereka memandang kebersatuan antara dunia, termasuk hewan, tumbuhan, dan bahkan bahkan benda mati yang memiliki kebersatuan dalam kosmos spiritual.

Awalnya, Tana Toraja menjadi negeri “atap angin” yang tak tersentuh. Namun, semenjak misionaris Belanda tiba, akhirnya mulai masuklah agama lain yang bertemu dan berpadu dengan adat Toraja.

Tetapi, Anda sekarang ini masih menyaksikan keindahan dan eksotisme negeri Toraja dengan pemakaman purbanya yang begitu unik. Sebuah tradisi pemakaman kuno yang telah dipraktekkan selama berabad-abad dan dikenal sebagai tradisi pemakaman yang paling kompleks di dunia. Mereka menamai dengan istilah adat “Rambu Solo” dengan sisa-sisa nuansa kepercayaan Aluk Todolo atau "Jalan Leluhur."

Bagi orang Toraja, kehidupan berdekatan dengan kematian. Bagi mereka, pemakaman adalah perayaan besar kehidupan, sama seperti pesta dimana hal itu merupakan kesempatan seluruh keluarga almarhum dan semua anggota desa ambil bagian.

Oleh karena itu, jika Anda mengunjungi Tana Toraja, buatlah daftar mana saja yang siap Anda datangi. Mulailah dari yang paling dikenal, yaitu wisata desa Kete Kesu. Sebuah desa yang dirajut begitu apik dengan kompleks rumah adat Tongkonan. Pada bagian atas tebing, terdapat kuburan batu yang berusia ratusan tahun.

[caption id="attachment_1746" align="aligncenter" width="640"] Kete Kesu (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Lalu, ada wisata Londa yang dikelilingi perbukitan curam yang begitu mistik nan eksotis. Nuansa Londa memang agak berbeda dengan Kete Kesu. Londa lebih memberikan nuansa mistik. Bahkan, di Londa yang terletak kurang lebih sekitar 7 km di selatan Kota Rantepao ini, dikenal ada kisah tragis sepasang muda-mudi yang meninggal bunuh diri karena tidak direstui keluarga. Mereka dimakamkan bersama ratusan pemakaman yang lain. Hanya, karena sepasang muda-mudi ini mempunyai status sosial yang rendah dan mati bunuh diri, tidak dimakamkan di atas bukit, namun di dalam gua yang curam.

[caption id="attachment_1745" align="aligncenter" width="640"] Londa (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Daftar berikutnya yang tak kalah asyik, adalah wisata Bori Parinding. Dimana di tempat ini, terdapat puluhan makam batu yang ditata dengan batu-batu menhir berukuran raksasa. Batu-batu menhir tersebut nantinya berfungsi sebagai tiang untuk mengikat kerbau yang akan disembelih saat upacara Rambu Solo.

[caption id="attachment_1744" align="aligncenter" width="640"] Bori Parinding (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Jangan lupa juga, mampirlah ke Lokomata, sebuah pemakaman dengan batu besar di pinggir jalan. Di Lokomata, ada sebuah batu berukuran raksasa yang dilubangi untuk menempatkan jenazah orang yang meninggal.

[caption id="attachment_1743" align="aligncenter" width="640"] Lokomata (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Silakan Anda pilih, tentu masih banyak wisata eksotis nan mistik di Tana Toraja ini. Siapkan cara pandang Anda, untuk melihat keunikan itu. Keunikan dari sisa-sisa peradaban purba yang begitu asyik untuk dinikmati. Apalagi, Tana Toraja sudah menjadi keindahan dunia, bahkan terekam dalam sorot kamera National Geographic untuk dihadirkan di tingkat dunia.
Read more

Traveler Swiss ke Air Terjun Cunca Ngkuang, Keluhkan Infrastruktur Pariwisata

Seorang wisatawan asal Swiss baru-baru ini mengunjungi air terjun Cunca Ngkuang di Kampung Mondo, Desa Bangka Kantar Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT. Ia mengeluhkan ketiadaan infrastruktur yang memadai di objek wisata potensial tersebut.


Traveltoday melansir laporan radar-indonesia.com yang diterbitkan pada, 1 Agustus 2017. Dilaporkan bahwa traveler bernama Nicole Bischof tersebut bertanya-tanya mengenai infrastruktur yang belum memadai di sana.


Obyek wisata alam Cunca Ngkuang merupakan salah satu aset pariwisata yang saat ini  dimiliki oleh Kabupaten Manggarai Timur. Keindahan alam air terjun ini sangat memikat mata para wisatawan yang datang, serta masih bersifat alami yang pantas dan layak dijaga.



Pengalaman unik

Menurut Nicole, ia mendapatkan pengalaman yang sangat unik ketika mengunjungi obyek wisata ini. Ia bisa melihat bagaimana orang bisa hidup dan gaya hidup lebih atau kurang mencukupi.


“Akan tetapi kami juga bisa melihat bagaimana seharusnya masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari listrik, jalan yang lebih baik, materi sekolah dan pendidikan formal,” kata Nicole kepada radar-indonesia.com.


Namun demikian, kata Nicole, alangkah bagusnya keindahan wisata alam tersebut jika didukung dengan infrastruktur seperti sarana dan prasarana yang memadai.


Nicole juga menambahkan, jika infrastruktur jalan, listrik dan air bersih mendukung, maka, semua wisatawan akan sering melancong ke surga tersembunyi Cunca Ngkuang.


Selain Nicole, Manuela Bischol (23) juga wisatawan asal Swisse, yang juga mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan yang menghubungi tempat wisata air terjun Cunca Ngkuang itu.


Manuela mengatakan bahwa keindahan alam yang sangat eksotis ini hedaknya didukung oleh infrastruktur yang memadai, ”Sehingga untuk mengunjungi tempat ini tidak terlalu sulit,” tambahnya. (*)


Read more

Thursday, August 10, 2017

Kebun Raya Bali, Taman Dambaan Penduduk Kota

Kebun Raya Bali. Nama resminya Kebun Eka Karya Bedugul. Sebetulnya saya mengangankan ada taman super luas di kota saya, seperti di tempat ini. Saya membayangkan bisa tidur-tiduran sambil melihat langit tanpa ada yang memandang aneh ke arah saya. Sambil membaca buku, sambil mengawasi anak bermain, sambil membuka bekal, sambil bersenda gurau berlarian, wihh...sesuatu yang amat mewah bagi saya.

Kebun Raya ini memiliki koleksi 17.000 tanaman dari sekitar 1.700 spesies. Amat menarik dan lebih memanjakan mata jiwa ketimbang berada di dalam sebuah mal. Apalagi letaknya yang berada di ketinggian 1.250-1.450 m dpl. Betapa sejuk menikmati udara biru dan hamparan hijau seluas 157,5 ha. Luar biasa.

Jelaslah bahwa Kebun Raya Bali ini adalah sebuah kebun botani besar di wilayah Kabupaten Tabanan Bali, Indonesia. Wikipedia menjelaskan bahwa kebun ini merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia. Dikelola oleh LIPI dan secara terstruktur berada di bawah pembinaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor? Wah, kalau yang ini saya bisa lebih detil bercerita. Tapi itu nanti, sekarang saya sedang ingin mengagumi Kebun Raya Bali ini dulu...

Nama “Eka Karya” pada Kebun Raya Bali digagas I Made Taman. “Eka” berarti Satu dan “ Karya” berarti Hasil Kerja . Secara lengkap, “Eka Karya” dapat diartikan sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia sendiri setelah Indonesia merdeka.

Oh, ya. Kebun raya ini dikhususkan untuk mengoleksi Gymnospermae (tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia, karena jenis-jenis ini dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya.

[caption id="attachment_1733" align="aligncenter" width="513"] Dua anak ini sedang bermain di salah satu sudut Kebun Raya Bedugul, Bali yang luas. (foto: sandra Palupi)[/caption]

Dalam www.rentalmobilbali.net terdapat keterangan bahwa ada beberapa spot menarik di Kebun Raya Bali Bedugul. Sebut saja Candi Bentar, Ramayana Boulevard, Kumbakarna Laga Statue, Roses Garden, Lake Beratan View, Usada Cafe, Traditional Balinese House. Selain itu, terdapat pula aktivitas petualangan yang sangat disukai wisatawan mancanegara terutama anak-anak, yaitu Bali Treetop.

Dari Denpasar, diperlukan jalan darat selama satu setengah jam. Kebun Raya Bali terletak di tengah-tengah Pulau Bali, yakni berada di kaldera bekas gunung berapi.

Kebun Raya Bali ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari libur. Adapun harga tiket masuk adalah sebagai berikut:

  • Tiket Masuk Pengunjung Asing  : Rp. 17.000,-

  • Tiket Masuk Pengunjung Domestik : Rp. 9.000,-

  • Tiket Kendaraan Roda 4 Keliling Kebun : Rp. 11.000,-

  • Tiket Parkir Kendaraan Roda 2 (Motor, Sepeda, dll) : Rp. 3.000,-

  • TIket Parkir Kendaraan Roda 4 : Rp. 6.000,-

  • Tiket Parkir Kendaraan Roda 6 (Bus, Truk, dll) : Rp. 11.000,-

  • Tiket masuk sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja Distribusi Pemkot


Ah, andai saja terdapat lebih banyak taman semacam ini, pada setiap kota di Indonesia kita. Kebun Raya Bali memanglah pantas menjadi taman dambaan penduduk kota seperti saya.
Read more

Ruang Penjara Berdiri dulunya digunakan sebagai tempat menampung para tahanan. Para tahanan di masukkan ke dalam tempat tersebut secara berdesak desakkan dan sangat tragis, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia di tempat. Penjara jongkok mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk menahan para tawanan, namun bedanya dengan penjara berdiri yaitu, penjara jongkok adalah sebuah ruang tahanan yang sangat sempit, dimana tinggi dari ruang ini hanya 1,5 m ( satu setengah meter). Bisa bayangkan kan betapa menderitanya tawanan yang pada

Read more

Setelah Puas Selfie di Pantai Drini, Pantai Indrayanti Punya Senjanya Sendiri

Dari Pantai Krakal perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Drini. Jarak kedua pantai ini lebih kurang 10 menit dengan kendaraan bermotor. Pantai ini terletak di tengah kampung nelayan, sehingga tampak lebih ramai jika dibandingkan dengan kedua pantai sebelumnya.

Anda cukup membayar parkir Rp2000 saja dan sudah dapat menikmati pantai ini. Berbeda dengan kedua pantai sebelumnya, pasir Pantai Drini lebih halus dan jarak bibir pantainya lebih lebar. Sehingga sangat menyenangkan untuk bermain olah raga pantai seperti sepak bola, voli pantai, atau permainan lainnya.

Yang membuat pantai ini menjadi istimewa dan berbeda dengan pantai lainnya, karena di sini terdapat pulau kecil di bibir pantai yaitu Pulau Drini. Untuk menuju pulau ini, anda harus rela berbasah-basah menyeberang ke pulau walaupun air sedang surut. Jika pasang maka anda harus menaiki tali yang telah disediakan untuk menuju pulau ini.

[caption id="attachment_1708" align="aligncenter" width="640"] Pulau Drini yang melekat dengan Pantai Drini. Unik. (foto: indotravelgo)[/caption]

Pulau karang yang lumayan rimbun dan dipenuhi pepohonan ini, menjadi tempat yang asyik buat berfoto. Baik berlatar belakang pantai di kiri-kanannya atau berlatar lautan di depan serta kampung nelayan di belakangnya. Di sini juga disediakan spot-spot foto yang sangat menarik untuk ditampilkan di sosial media.

Di pantai ini disediakan pondok-pondok untuk tempat melepas lelah. Juga toilet dan kamar bilas untuk mereka yang selesai berenang di laut. Namun karena airnya yang dangkal menjorok panjang ke laut ketika surut, maka jarang yang berenang di pantai ini. Lebih banyak yang berjalan-jalan dan berfoto-foto menikmati keindahan pemandangan Pantai Drini.

Bukit karang pengapit Pantai Indrayanti


Setelah Pantai Drini ada Pantai Indrayanti. Pantai ini adalah pantai yang sangat terkenal dan paling ramai dibandingkan dengan semua pantai yang ada di Wonosari.

[caption id="attachment_1710" align="aligncenter" width="640"] Keramaian pengunjung di Pantai Indrayanti (foto: indotravelgo)[/caption]

Air lautnya yang biru yang langsung menghempas ke pasir putih, membuat Pantai Indrayanti menjadi pantai favorit untuk berenang.

Jika anda datang di hari sabtu atau minggu, maka semua bibir pantai akan dipenuhi oleh pengunjung yang menggelar tikar dibawah tenda-tenda yang disediakan. Pasir pantai ini sangat tebal dan dalam. Jika anda berjalan diatasnya, kaki anda akan tenggelam di dalamnya.

Pantai ini diapit oleh dua bukit karang yang dapat di daki. Keduanya mempunyai pemandangan yang sangat indah. Banyak spot menarik yang telah disediakan oleh pengelola di atas bukit ini. Sehingga jika musim liburan tiba, anda harus antre untuk mendapatkan spot foto yang terbaik.

[caption id="attachment_1711" align="aligncenter" width="640"] Sunset di Pantai Indrayanti (foto: indotravelgo)[/caption]

Jika anda berkunjung ke Pantai Indrayanti, tunggulah matahari tenggelam. Anda akan melihat keindahan sunset yang tidak akan anda dapatkan di pantai-pantai Wonosari lainnya.

Jadi tunggu apalagi? Siapkan diri anda untuk mengunjungi asrinya pantai-pantai tersembunyi di Wonosari.
Read more

Menyibak Surga Tersembunyi di Pantai Krakal

Setelah puas menikmati Pantai Baron, lanjutkan perjalanan anda ke Pantai Krakal. Perjalanan dari Pantai Baron dapat ditempuh sekitar 15 sampai 20 menit saja. Tentu tergantung kecepatan perjalanan anda.

Berbeda dengan Pantai Baron, Pantai Krakal mempunyai bentang yang panjang. Pasir putih menghampar sepanjang pantai layaknya pantai-pantai di Bali. Tidak hanya itu, Pantai Krakal mempunyai surga yang tersembunyi.

[caption id="attachment_1717" align="aligncenter" width="640"] Ombak memecah di Pantai Krakal (foto: indotravelgo)[/caption]

Berjalanlah ke sisi kanan sampai mentok ke ujung. Anda akan menemukan rimbunan pepohonan yang seakan dinding ujung pantai tersebut. Namun, sibaklah pepohonan tersebut dan ikuti jalan setapak yang ada. Dan taraaaa... Anda akan menemukan satu teluk cekungan landai berpasir putih membentuk setengah lingkaran diapit dua bukit yang dapat anda daki.

Berbeda dengan pantai di sebelahnya yang berombak cukup besar. Laut di teluk ini sangat tenang, ombak memecah lembut ke pantai. Jika anda ambil foto lurus dari tengah ke arah lautan, maka pantai ini akan tampak seperti pantai-pantai tersembunyi yang ada di kartu pos atau kalender.

Di pinggiran pantai terdapat beberapa pondok tempat istirahat dan juga satu warung berjualan makanan untuk melepas penat. Karena sepinya, pantai ini seperti milik pribadi. Pengunjung Pantai Krakal kebanyakan datang di pantai utama saja.

Menemukan spot foto ciamik


Setelah itu naiklah ke sisi bukit sebelah kiri. Di atas anda akan menemukan satu pondok di tengah rimbunan perbukitan dengan pemandangan yang menakjubkan. Jika anda cukup berani, ada dua karang yang menjorok ke tengah laut.

[caption id="attachment_1718" align="aligncenter" width="640"] Panorama Pantai Krakal dari udara. (foto: indotravelgo)[/caption]

Tempat ini menjadi tempat favorit untuk berfoto. Tapi berhati-hatilah dalam melangkah dan jangan melihat ke bawah serta terlalu pinggir. Karena karang-karangnya lumayan tajam dan salah-salah anda tercebur ke laut dan dimakan ombak yang suaranya saja membuat nyali menciut.

Dari ketinggian ini anda dapat melihat ke kiri mengukur panjangnya garis pantai dan melihat ke kanan ke teluk tersembunyi yang mempesona.

Untuk mencapai surga tersembunyi dan naik ke bukit ini, lebih bagus pada saat air laut surut. Karena kalau sedang pasang, air laut akan memisahkan kedua tempat ini dengan pantai utama. Anda harus naik tangga yang telah disediakan atau berbasah-basah untuk menuju tempat ini.
Read more